Sabtu, 10 November 2012

Tak Ada Satu Halpun yang sia-sia


Ketika ada seseorang bicara mengenai kita di belakang, itu adalah tanda bahwa kita sudah ada di depan.

Ketika seseorang sedang merendahkan diri kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah berada di tempat yang lebih tinggi.

Ketika orang berbicara dengan nada iri mengenai kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah jauh lebih baik dari mereka.



Tahukah sahabat...

Kadang kita  butuh batu kerikil untuk tahu bagaimana  berhati-hati..

Butuh semak berduri, agar kita waspada

Butuh persimpangan, agar kita bijaksana dalam memilih

Butuh petunjuk jalan, agar kita punya harapan tentang arah masa depan

Butuh masalah, agar kita tahu kita mempunyai kekuatan

Butuh pengorbanan, agar kita tahu cara bekerja keras.

Butuh air mata, agar kita tahu merendahkan hati.

Butuh di cela, agar kita tahu bagaimana cara menghargai.

Butuh tertawa, agar kita tahu mengucap syukur.

Butuh senyum, agar kita tahu bahwa kita punya cinta.

Butuh orang lain, agar kita tahu bahwa kita tak sendiri.

Sungguh…
Tak ada satu hal pun di dunia ini yang sia-sia.
------
Kepada kamu..
Terimakasih karena kamu ada dan mengajarkan bagaimana kebaikan-kebaikan

Senin, 29 Oktober 2012

Children Learn What They Live


Sering sekali kita mendengar keluhan bahwa dunia sudah semakin hancur, manusia tidak lagi peduli dengan moral dan mengabaikan apa yang baik. Banyak anak-anak bangsa yang kehilangan masa depannya karena narkoba,  free sex , tawuran dan seterusnya..

dan kemudian kita bertanya : salah siapa ini...?

Ada pepatah yang mengatakan " Like Father Like Son" atau dalam istilah bahasa kita " Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" 

Pepatah itu mengingatkan kita akan pentingnya peran keluarga dalam mendidik dan membentuk karakter seorang anak. Bagaimana anak bersikap, seringkali mencerminkan bagaimana kita memperlakukan mereka di rumah.



Mengutip apa yang diungkapkan Dorothy Law Nollte:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka  ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar menahan diri
Jika anak dobesarkan dengan dorongan, maka ia belajar percaya diri
JIka anak dibesarkan dengan pujian, maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlaukuan, maka ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarka dengan kasih sayang dan persahabatan, Ia belajar menemukan cinta...

Membangun karakter anak bisa dimulai dari rumah.  
Children learn what they live
anak-anak belajar dari apa yang dialaminya sehari-hari. Orangtua, keluarga mempunyai peranan yang penting dalam membentuk karakter seorang anak. Apa yang mereka lihat dan terima menjadi nilai kebenaran di mata mereka. Dengan itulah, seharusnya keluarga menjadi tempat menanamkan nilai-nilai kebenaran untuk menjadi bekal mereka menjalani kehidupan kelak. 

Dengan mengajarkan nilai-nilai kebenaran sejak dini, kita telah membantu mereka untuk memilih mana yang benar

Orang tua menjadi role model bagi seorang anak " Children see Children do"
Perlakuan kita terhadap mereka adalah cara mereka belajar bagaimana memperlakukan orang lain.

Mulai saat ini..
Tanamkan dalam hati kita

" Aku adalah buku untuk anak-anakku, karena itu Aku akan menuliskan catatan-catatan indah penuh cinta untuk kehidupannya "